Saturday, November 28, 2009

الكثير من الاخطاء
Jika bumi, langit, hewan dan tumbuhan berzikir setiap saat,, lalu mengapakah kita sebagai manusia enggan sekali berzikir untukNYA ?? Padahal kita selalu meminta segala hal padanya setiap hari,, setiap saat !!

Jika kita selalu meminta kebahagiaan dariNYA lalu mengapakah kita enggan membahagiakanNYA ???

Saturday, November 21, 2009

bismillah..........

Zahid berjalan melewati pertokoan di Kandara abha Street itu. Pandangannya tertunduk. Rasanya ia tak mampu menatap ke arah sengatan matahari. Ia berjalan di pinggiran,, mencari jalan yang teduh di emper pertokoan. Ia terus berjalan mencari toko sepatu milik sahabatnya,, Sufyan. Sudah lama sekali ia ingin membeli sepatu baru untuk menggantikan sepatu lamanya yang sepertinya sudah tak sanggup lagi untuk diajak melanglang buana. Belum lagi ia sampai di sana,, pandangannnya tiba-tiba berubah arah. Matanya tertuju pada sebentuk makhluk yang berbalut kain hitam-hitam. Jubah dan cadar. Tapi bukan itu yang menarik perhatiannya. Gadis itu sedang berdebat dengan seorang penjual buah. Si gadis menawarkan harga yang lebih tinggi dari penawaran si penjual. “Aneh!” pikir Zahid. Bibirnya menyunggingkan senyum. Sesaat kemudian ia bergegas bersembunyi di balik tembok ketika dilihatnya si gadis beranjak hendak pergi. Rupanya ia “menyerah” terhadap penawaran sang penjual. Zahid mengintip di balik tembok. Dilihatnya si gadis masuk ke dalam mobil hitam. Pandangannya terus tertuju pada mobil itu hingga menghilang di kejauhan. Zahid melanjutkan perjalanannya “berburu” sepatu baru. Sampailah ia di toko sahabatnya itu.
“Ahlaaann......... keif halk,, ya akhie??” sapa sang pemilik toko.
“Alhamdulillah,, ana bi kheir. Keif ente,, akhie?”
“Alhamdulillah,, ana bi kheir. Bagaimana,, apa sekarang kau harus mengganti sepatumu?” canda Sufyan sambil melirik ke arah sepatu Zahid. Sudah lama sebenarnya ia menawarkan Zahid untuk mengganti sepatu usangnya itu,, tapi selalu saja ditolaknya.
“Hahahahaha.........Kau bisa saja akhie. Tapi, yach, sepertinya aku memang harus menggantinya”
“Ya, itu harus!” Sufyan tersenyum.
Zahid mulai memilih-milih sepatu. Sebentar-sebentar ia terlihat senyum-senyum sendiri. Sufyan yang sedari tadi memperhatikannya, mulai gerah dan akhirnya bertanya.
“Kuperhatikan dari tadi kau senyum-senyum sendiri, ada apa Zahid? Apa kau sedang jatuh cinta?”
Pertanyaan tak terduga itu membuat mimik wsajah Zahid berubah. Rona wajahnya memerah.
“Eh, oh, tidak. Mmmm....... tadi aku melihat gadis yang aneh. Dia berblanja di toko buah di dekat tokomu ini. Ucu sekali,, ia menawar harga yang lebih tinggi dari harga yang diberikan si penjual”
“Hahahaha.........Zahid,, Zahid! Rupanya kau menyukai gadis itu. Hmmm......Baiklah. Nama gadis itu Syaima. Dia tinggal tak begitu jauh dari sini. Hanya beberapa kilometer saja dari sini. Dia bukannya tidak bisa menawar harga. Hanya saja,, begini,, penjual buah itu berteman dengan ayah si gadis,, itulah sebabnya ia memberi harga lebih rendah dari harga biasanya. Tapi Syaima rupanya tidak suka diperlakukan begitu. Dia hanya mau membayar dengan harga yang seharusnya. Tapi sepertinya usahanya tidak pernah berhasil”.
“Oh.........hahahaha......eiwa,, eiwa. Jadi begitu rupanya. Dia benar-benar gadis yang aneh”
“Ohya? Apa kau menyukainya? Bagaimana kalau ku bantu menunjukkan rumahnya?” Sufyan menepuk-nepuk pundak Zahid. Zahid tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya tersenyum dan menaikkan alisnya tanda setuju.





Seorang gadis berbalut jubah hitam dan cadar di wajahnya,, duduk diantara kedua orang tua di samping kanan dan kirinya. Matanya tertunduk. Dihadapannya duduk seorang pria berbaju gamis putih,, berkulit putih bersih dengan jambang tipis di seapanjang dagu dan pipinya. Rambutnya lebat,, hitam dan sedikit bergelombamg.
“Jadi,, bagaimana,, Syaima ? Apa kau menyukai pemuda ini?”
Si gadis makin tertunduk. Sebentar kemudian ia menganggukkan kepalanya.
“Eiwa, ya umma...........”
“Alhamdulillah, Alhamdulillah wa syukurillah. Bismillahirrochmaanirrochiim........ Kau diterima nak!” Sang ayah menyalami si pemuda.
“Alhamdulillah,, Alhamdulillah...... Syukron katsir,, ya ami....”
“Barokallahu fiek,, ya akhie” Sufyan yang sedari tadi berdiam diri di samping zahid,, memberi selamat kepada sahabatnya itu seraya merangkulnya.
“Syukron katsir,, ya akhie”
“Eiwa,, mari kita tentukan hari khitbah dan pernikahannya” Sang ayah menawarkan
‘Eiwa,, eiwa” Zahid bersemangat.





Rumah milik Tuan Mahmoed tampak ramai didatangi para undangan. Hari ini diadakan walimahan pernikahan putri semata wayangnya. Ia hanya memiliki 2 orang anak,, seorang putra dan seorang putri. Wajahnya terlihat sedikit lelah tetapi tetap saja tersungging senyum di wajahnya menyambut para tamu yang datang.
Tibalah saat yang dinantikan. Di hadapan sebuah meja kecil,, duduk berhadapan 2 orang pria. Di sampingnya duduk sang penghulu. Sebentar lagi akan dilaksanakan ijab qabul pernikahan. Mempelai wanita yang berhias dengan cantik dan penuh keanggunan,, duduk menanti di dalam kamar yang telah di hiasi berbagai macam bungan dan pernik-pernik. Beberapa teman wanita dan saudara-saudara sepupunya mulai menggodanya. Syaima tidak kuasa menahan godaan teman-teman dan sepupunya. Wajah putihnya memerah. Bibir kecilnya tersenyum malu. Sungguh,, ia tampak sangat cantik! Tiba-tiba semuanya mmulai terdiam. Suasana mendadak menjadi hening,, pertanda ijab qabul akan segera di laksanakan.
Tuan Mahmud menyalami Zahid,, pemuda sang calon pengantin,, seraya mengucapkan ijab.
“Yaa Zahid bin Khaidir Ali Al madi,, ankahtuka wa zawaajtuka makhtuubataka almatsuunah bi binti bi mahar ni’ah real”
“Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahri madzkur!”
“Syah,, syah??” Tuan penghulu bertanya pada para undangan di kanan kirinya
“Syah,, Syah!!” jawab para undangan
“Barokallahu fiek.......!” Penghulu dan beberapa kerabat dekat menyalami dam memberi selamat kepada keduanya. Kemudian pengantin pria diboyongmasuk ke dalam,, menemui mempelai wanita. Para pengiring mengantar sembari memberikan yel-yel ejekan yang menggoda mempelai pria. Ketika memasuki kamar pengantin,, mempelai wanita berdiri kemudian mencium tangan pemuda yang kini menjadi suaminya. Kemudian hari yang menjadi kenangan indah bagi mereka itu di abadikan dalam sebuah gambar. Indah dan mengharukan.





“Amru.......!” panggil seorang ibu kepada anak lelakinya yang berusia 4 tahun yang sedang berlari-lari kecil di halaman depan rumah.
“Eiwa,, ummii.........!” Amru mendekat pada ibunya
“Jangan berlari-lari terlalu jauh. Ibu tak sanggup untuk mencarimu,, nak!” Si ibu memegangi perutnya yang telah membulat. Ia hamil anak keduanya. Usia kandungannya kini sudah mencapai 7 bulan.
“eiwa,, ya ummi” sang anak menurut”
“Sini,, biar ibu gantikan bajumu. Sebentar lagi ayahmu datang dan kita akan segera berangkat. Jadi kita harus sudah bersiap-siap sebelum ayahmu sampai ke rumah”
Ibu dan anak itu bersiap-siap. Mereka sebentar lagi akan pergi bersama sang ayah untuk pindah ke negeri seberang,, Palestina.
“Assalamu’alaikum” Zahid,, sang suami datang. Syaima,, si istri dan Amru, si anak, segera menyambut kedatangannya dan menyalaminya.
“Bagaimana,, apa kalian sudah siap?”
“Eiwa,, ya zawji”
“Baiklah,, ayo kita berangkat”




“Sur’ah!!! Sur’ah!!!”Seorang pria berbaju putih-putih berkata kepada kawan-kawannya yang sibuk berlari-lari kecil sambil mendorong kereta bangsal. Diatasnya terlentang seorang wanita yang merintih-rintih kecil karena menahan sakit. Tangan kanannya memegangi perut buncitnya sedang tangan kirinya digenggam erat oleh seorang pria tampan, Zahid, suaminya.
“Tashbir,, ya zawjah..........tashbir!”
“Uuugghh........ya Allah..... sakit sekali,, Zahiiiidd.....”
“Eiwa, eiwa ya zawjah.........tashbir....!”
Kereta bangsal terus melaju sampai ke ruang operasi persalinan. Seorang perawat segera menghentikan langkah Zahid tanda ia tak boleh ikut masuk ke dalam. Zahid menurut dengan pasrah.
Di dalam sana Syaima,, sang istri,, sedang beradu dengan maut demi melahirkan seorang bayi. Di luar sana zahid, sang suami, berharap-harap cemas sambil membolak balik genggaman tangannya. Ia mondar-mandir di depan ruang operasi. Memang ini bukanlah kelahiran anak pertamanya. Tapi ini adalah kali pertamanya ia menemani langsung istrinya melahirkan. Waktu kelahiran anak pertamanya, Zahid sedang berada di tempat kerjanya. Ia juga sebenarnya kecewa kenapa tak ada yang memberitahunya kalau istrinya melahirkan.
“Oeek....oeeekk.......!” terdengar suara tangis bayi dari dalam ruang operasi.
“Alhamdulillah wa syukurillah...”
Zahid segera menengadahkan kedua tangannya. Kemudian ia serta merta bersujud di depan ruang operasi. Ketika berfdiri tampak kecerahan di wajah putihnya. Pintu ruangan terbuka, seorang dokter setengah baya menghampirinya.
“Barokallahu fiik........Anakmu laki-laki” sang dokter menepuk-nepuk pundak Zahid.
“Alhamdulillah, Alhamduillah......... Syukron katsir ya thobib”
“Sama-sama. Silahkan masuk kalau anda ingin melihat”
“Eiwa. Terimakasih, dokter!”
Zahid segera menuju pada istrinya yang terbarig lemah di atas bangsal. Senyumnya mengembang begitu ia melihat wajah suaminya. Zahid menggenggam tangan istrinya.
“Alhamdulillah..............aku telah melahirkan anak laki-laki untukmu...”
“Iya, iya aku tahu, Syaima. Anak kita laki-laki. Terima kasih Syaima. Terima kasih............” Zahid mencium tangan dan kening istrinya. Syaima tersenyum.
“Apa kau telah menyiapkan nama untuknya?”
“Ya, tentu saja”
“Siapa?”
“Abdullah”
“Abdullah?”
“Eiwa. Aku ingin ia menjadi abdi bagi Tuhannya. Mencintai dan ta’at pada Rabbnya” Zahid berkata dengan pebuh semangat. Syaima mengangguk pelan. Lagi-lagi ia tersenym. Di sapingnya terapit seorang bayi mungil bebalut kain tebal. Keduanya melihat kepada sang bayi. Dikecupnya pipi bayi merah itu. Di hati keduanya terucap sebuah do’a bagi sang bayi, “Semoga Allah menjagamu, nak”






“Abdul..................!! Jangan berlari-lari nak. Nanti kau terjatuh ! Amru, jaga adikmu !”
“Eiwa, abuya!”
Zahid memperhatikan kedua putranya yang bemain-main di atas rerumputan. Ia duduk di kursi putih di atas hamparan rumput hijau yang “ditumbuhkan” di halaman belang rumahnya. Di hadapannya sebuah meja bundar putih bersih nampak mengkilat memantulkan cahaya matahari pagi yang hangat. Zahid kembali melnjutkan membaca buku Fiqih Sunnah yang ada di enggamannya. Semilir angin membuatnya merasa segar. Dari arah pintu ruang keluarga, Syaima datang membawa nampan berisi teko dan cagkir. Syaima meletakkan nampan diatas meja bundar dan menuangkan teh susu kapulaga kesukaan suaminya.
“Syukron katsir, ya habibati” Zahid tersenyum sambil melirik ke arah Syaima. Syaima ikut tersenyum. Zahid melihat ada sedikit kegelisahan di wajah istrinya.
“Ada apa, Syaima?”
“Oh...., tidak ada apa-apa”
“Jangan berbohong padaku, Syaima. Katakanlah”
“Tidak, aku hanya merasa malu padamu”
“Malu? Kenapa?”
“Aku merasa berat badanku bertmabah. Aku gemuk” Syaima tertunduk malu.
“Hahahahaha..........Syaima, Syaima” Zahid beranjak dari kursinya. Ia memegang pundak istrinya. “Syaima, ana uhibbuki anti, mitslama. Ana uhibbuki kaifa maa kunti. Anti habibati, ya zawjati” Zahid bersyair menirukan kata-kata penyanyi nasheed favoritnya, Achmad Bukhotir. Syaima tampak tersenyum, menunduk malu. Zahid tertawa kecil. Berdua kemudian mereka memperhatikan kedua putra mereka yang asyik berain di rerumputan. Zahid dan Syaima kemudian melanjutkan bercengkrama sambil menikmati secangkir sahie hangat dan sepiring kecil biskuit renyah.
“Bunayya, ayo masuk, hari sudah gelap. Amru, ajak adikmu masuk. Sudah waktunya maghrib. Ayo bersipa-siaplah!” Zahid memanggil anak-anaknya.
“Eiwa ya abuya......!” Amru, sang kakak mematuhi perintah ayahnya.
Sejurus kemudian keheningan senja itu diisi dengan sholat berjama’ah dan tadarrus Al Qur’an. Zahid, sang imam, menyimak baik-baik tiap-tiap bacaan istri dan anak-anaknya kemudian ia memberikan ilmu tajwid bila ada bacaan-bacaan yang salah. Setelah tadarrus Al Qur’an biasanya pada malam-malam tertentu seperti malam jum’at dan malam sabtu, Zahd akan memberikan ceramah dan tausiyah mengenai ilmu fiqih dan syari’at Islam hingga datang waktu isya’. Setelah shalat isya’ mereka akan makan bersama kemudian sambil menunggu waktu tidur biasanya Zahid dan Syaima berbincang-bincang di sofa ruang tamu; sedangkan Amru biasanya belajar di kamar sambil sesekali sibuk mengganggu adiknya. Ia senang sekali menggoda Abdul. Baginya suara tangis dan tawa adiknya sama meriahnya terdengar di telinganya.
“Zahid, kenapa ya akhir-akhir ini aku merasa tidak enak badan dan sering pusing”
“Oh ya? Apa kau sudah minum obat?”
“Ah, kurasa tidak perlu. Mungkin aku sedikit lelah saja”
“Hmmm.......baiklah klo begitu, mungkin sebaiknya kau istirahat dulu supaya besok bisa lebih segar”
“ya, kurasa juga begitu,”

(2 b continue...........)

Tuesday, September 1, 2009

bismillah..........

Ramadhan
Ramadhan secara bahasa artinya membakar. Ramadhan disisni dimaksudkan membakar segala keburukan yang ada. Sedangkan shawal artinya peningkatan,, yakni peningkatan diri dan pahala.
Dalam bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk berpuasa. Puasa merupakan ibadah sirria,, yaitu ibadah hanya antara kita dan Allah saja,, hanya Allah yang mengetahui dan yang menentukan nilai pahalanya.
Puasa artinya menahan diri dari segala yang dapat membatalkannya,, yakni menahan lapar,, dahaga,, dan hawa nafsu dari waktu terbit matahari sampai terbenamnya matahari. Saat berpuasa banyak hal yang kita dapatkan,, diantaranya diskon ampunan besar-besaran,, sale pahala gila-gilaan,, sambutan pintu syurga di segala penjuru,, limpahan rahmat yang meluber,, dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan yang dapat kita peroleh di bulan ramadhan. So,, di bulan ini hendaknya kita “ belanja” amal sebanyak-banyak. Amalan wajib ditingkatkan,, amal jariyah,, sodaqoh,, dan zakat jangan di lupakan.

Sebelum menyambut bulan Ramadhan kita hendaknya melakukan persiapan-persipan,, baik persipan secara lahiriah maupun batiniah

Persiapan persiapan tersebut yaitu :
* Persiapan spiritual --> memperbanyak dan meningkatkan kulaitas ibadah
* Persiapan fisik --> menjaga kesehatan agar tidak sampai sakit nantinya menjelang bulan ramadhan
* Persiapan mental --> mempersiapkan diri agar tetap kuat selama bulan ramadhan
* Persiapan fiqriah --> yaitu meningkatkan pemahaman akan ibadah di bulan ramadhan
* Persiapan dana --> tentu saja kita persiapan keuangan untuk bersama-sama berlomba-lomba dalam amal jariah,, zakat dan sodaqoh

Persiapan Rasulullah dan Para Sahabat
Rasulullah biasa mempersiapkan diri menyambut bulan ramadhan dengan berpuasa di bulan sya’ban. Rasulullah dan para sahabat biasa mempersiapkan diri 6 bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan,, sehingga ketika hari itu datang beliau dan para sahabat sudah siap menyambutnya. Kemudian 6 bulan kedepan adlah masa “istiqomah” bagi mereka,, sehingga amalan-amalan,, berkah dan hikmah di bulan Ramadhan dapat mereka rasakan hingga 6 bulan kedepan

Sekilas Cinta Ramadhan
Pada moment Ramadhan ini, di mana doa-doa orang yang berpuasa , kami mengajak kaum muslimin untuk menyelipkandikabulkan oleh Allah doa pada setiap doa yang kita panjatkan. Baik ketika sedang berpuasa, berbuka, habis shalat fardhu, bermunajat di sepertiga malam, atau kapanpun khususnya di bulan Ramadhan ini. Do’a memiliki kekuatan yang dahsyat apalagi dibulan ramadhan.
Ingatkah kita dengan Syekh Muhammad Muhaisany yang berdoa di Mekkah Mukarromah pada bulan Ramadhan 1422 H ?. Doa beliau sungguh dahsyat dan menggentarkan hati seluruh ummat Islam dimanapun berada. Dalam doanya, agar menolong mujahidinSyekh Muhaisany banyak memohon kepada Allah menghancurkan seluruhdimana pun mereka berada dan agar Allah kekuatan toghut, terutama Amerika yang beliau sebut sebagai sumber toghut dan malapetaka di dunia ini. Akibat doa beliau yang dahsyat itu, rezim toghut Saudi berang dan memenjarakan beliau.
Jika kaum muslimin pada bulan ramadhan ini belum berkemsempatan untuk berjihad, minimal mereka mendo’akan kemenangan bagi para mujahidin dan kehancuran bagi orang-orang kafir. Walaupun kemampuan kita hanya sekedar do’a, namun tidak tertutup kemungkinan, jika doa itu terpanjat oleh jutaan ummat Islam di seluruh dunia, dengan diiringi berkenanistighfar, hamdallah dan shalawat Nabi, Insya Allah, Allah memberikan pertolongan kepada pejuang-pejuang Islam. Waallahua’lam bishshawaab (Sumber Majalah An Najah ed Ramadhan (15 Agust 2009)
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang berlimpah pahala, seperti digambarkan dalam Alquran yang diturunkan sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia, di dalamnya juga terdapat malam yang memiliki nilai lebih baik dari pada seribu bulan, Lailatul Qadr (QS. Al Qadar:3). Selama Bulan Ramadhan, seluruh umat Muslimin di dunia menjalankan perintah puasa, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah, atas segala rahmat yang telah diberikan-Nya pada mereka.
Dalam Surat Al-Baqarah, Allah menyatakan perihal Bulan Ramadhan sebagai berikut:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpusa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah [2]: 185)
Menunaikan kewajiban berpuasa untuk mencapai ridha Allah adalah suatu bukti keimanan yang kuat, kesucian jiwa, keikhlashan hati, dan rasa takut kepada Allah. Puasa adalah suatu bentuk penyembahan khusus antara hamba dan Allah sebagai Tuhannya, karena hanya Allah yang mengetahui 'azam/niat seseorang, keikhlashan, kemurnian dan perhatiannya atas amalan yang halal dan yang haram, termasuk ketika seseorang menunaikan kewajiban ini. Tak seorangpun mengetahui apakah seseorang berpuasa untuk memberi kesan kepada orang-orang sekitarnya ataukah untuk maksud lain di luar tujuan suci yang utama. Orang yang berpuasa diberi imbalan sebagai amalan sesuai dengan apa yang ada dalam pandangan Allah.
Rasulullah memberi berita yang menggembirakan kepada umatnya dalam sebuah hadits: Sungguh! kebahagiaanlah bagi orang-orang yang melalui bulan (Ramadhan) ini dengan berpuasa, beribadah, dan melakukan amal kebaikan (amal sholeh)!
Allah menyampaikan kewajiban berpuasa ini dalam Alquran Surat Al Baqarah:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah [2]: 183)
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, salah satu alasan mengapa puasa diwajibkan adalah agar manusia bertakwa dan mampu menahan hawa nafsunya. Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah percaya (beriman) kepada Allah dengan hati tulus, mematuhi segala perintahnya dan menjauhi godaan hawa nafsunya. Dengan demikian, moralitas seseorang akan tumbuh baik seiring dengan waktu, keimanannya semakin mendalam, dan ketakutannya pada Allah makin kokoh.
Akan tetapi, satu hal penting bahwa keimanan yang suci, do'a yang tulus, dzikir pada Allah dan keinginan untuk mengekang hawa nafsu seharusnya tidak surut dengan berakhirnya bulan puasa. Seseorang dengan keimanan yang teguh memancarkan moralitas/semangat Ramadhan bahkan setiap saat dalam hidupnya. Allah telah membuat kewajiban berpuasa hanya pada saat tertentu, dan memerintahkan manusia untuk menjauhi hal yang terlarang/salah. Manusia harus menjauhi hal-hal terlarang sepanjang hidupnya, mendengarkan suara hati nurani, berusaha mendapatkan keridhaan Allah dan kembali hanya kepada-Nya. Inilah moralitas yang disenangi oleh Allah. Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan ibadah, doa dan dzikir pada Allah selama Bulan Ramadhan, dan menjauhi kebenaran yang tercantum dalam Alquran, sesaat setelah Bulan Suci ini berlalu, merupakan perbuatan yang dimurkai Allah. Hal ini dikarenakan pada Hari Pengadilan setiap orang akan diminta untuk menghitung seluruh amal perbuatannya, besar atau kecil, dan akan diganjar dengan ganjaran yang setimpal. Barang siapa bertakwa dan mendengarkan hati nuraninya akan selamat, dan barang siapa menolak dan membantah Allah akan mendapatkan adzab yang tiada akan pernah berakhir di neraka. (Sumber harunyahya.com)


My Ramadhan

Untuk memperlancar amalan-amalan di bulan puasa,, biasanya saya membuat beberapa daftar target yang mesti dicapai. Target ini di harapkan bisa tercapai seluruhnnya (InsyaAllah,, amiiieeennn *-*) dan diusahan agar tetep ter-istiqomah-kan di bulan-bulan selanjutnya !

DAFTAR TARGET BULAN RAMADHAN TAHUN 1429 H

Target tahun lalu Target tahun ini
1. Khatam Al Qur’an (90%) 1. Khatam Al Qur’an
2. Tarawih Penuh (InsyaAllah sdh 100%) 2. Tarawih Penuh
3. Witir Penuh (InsyaAllah 100%) 3. Witir penuh
4. Perbanyak sodaqoh (50%) 4. Perbanyak sodaqoh
5. Tambah ilmu agama (40%) 5. Hafal min 10 hadist
6. Mencari malam laitul Qadar (70%) 6. Hafal min 10 ayat + arti
Istiqomah --> 30% (~_~) 7. Hafal min 4 surah juz amma
8. Tambah ilmu agama
Istiqomah --> ????


Tauladan

Allahumma solli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ‘ali sayyidina Muhammad,, kamaa sollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ‘ali Ibrahim,, wa baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ‘ali sayyidina Muhammad,, kamaa barokta ‘ala sayyidina Ibrahim wa ‘ala ‘ali sayyidina Ibrahim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidu(n)mmajiid.........

Inilah do’a yang biasa kita baca pada saat tahiyat akhir. Namun adakah diantara kita yang sempat berfikir akan makna kenapa hanya 2 nama ini yang disebut dalam sholat? Kenapa Nabi Muhammad saw dipasangkan dengan Nabi Ibrfahim as? Untuk singkatnya mungkin kita hanya akan berfikir hal ini karena Nabi Muhammad adalah kekasih Allah dan Nabi Ibrahim adalah Bapak para Nabi. Jawaban yang sederhana namun bernilai.
Sebenarnya kebanyakan dikalangan kita cerita mengenai Nabi Ibrahim yang ditonjolkan adalah kisah penyembelihan anaknya,, ataupun mengenai mukjizatnya tak terbakar api. Padahal banyak sekali kisah-kisah perjuangan Nabi Ibrahim yang membuatnya diistimewakan oleh Allah. Diantaranya adalah bagaimana perjuangannya menahan rasa sedih ketika menghantarkan anak dan istrinya ke bukit shofa kemudian meninggalkan mereka berdua tanpa bekal apapun hingga bertahun-tahun lamanya. Kemudian hendaknya menjadi pelajaran juga bagi kita bagaiman aseorang Nabi Ibrahim yang mencari sendiri Tuhannya dengan menggunakan akal dan pikirannya. Hal ini menandakan bahwa selain sabar,, tabah,, dan ta’at,, Nabi Ibrahim juga adalah seorang manusia yang cerdas. Hal inilah yanng membuatnya istimewa.
Sedamgkan untuk Nabi Muhammad,, tak perlu diragukan lagi akan keistimewaannya karena begitu banyak hal-hal yang menakjubkan dari diri seorang Nabi Muhammad. Karena itulah Allah amat mencintainya,, dan karena kecintaanNya itulah yang membuat Nabi Muhammad menjadi kekasihNya.

Sunday, July 26, 2009

bismillah..........

Bunayya..........

1. Amru  jadilah seperti Amru bin Ash,, menjadi Panglima yang gagah,, Berani,, dan berjiwa PEMIMPIN
2. Khumaira  jadilah seperti AISYAH yang Pecinta di hadapan suaminya,, lemah lembut dan bermartabat oleh rasa malunya
3. Mahira  jadilah wanita yang CERDAS
4. Abdullah  jadilah abdi Allah yang MENCINTAI TUHANNYA
5. Abdurrahman  jadilah hamba yang PENYAYANG
6. Muhammad  jadilah seperti Muhammad saw yang memiliki sifat – sifat kebaikan dan menjadi PENERANG DUNIA


Duhai putra putriku...........

Jadilah seperti yang kami angankan sebagaimana nama yang kami berikan padamu. Sesungguhnya namamu adalah Do’a kami bagimu..........

Friday, July 17, 2009

bismillah..........

Yaa Bunayya..........


Yaa bunayya.........
Jika kalian besar nanti,, janganlah kamu bangga akan ketampananmu. Janganlah kamu mengagumi atas kecantikanmu. Rendah dirilah kamu di hadapan duniamu dan muliakanlah akhlakmu di hadapan Rabb mu. Muliakanlah akhlakmu,, wahai anak – anakku. . .

Yaa bunayya........
Jika kalian besar nanti,, janganlah kamu sombong karena hartamu. Janganlah kamu angkuh karena keberhasilanmu. Bersopan santunlah kamu di hadapan duniamu dan banggakanlah agamamu di hadapan Rabb mu. Bannggakanlah agamamu,, wahai anak – anakku. . .

Yaa bunayya........
Jika kalian besar nanti,, janganlah kamu tertawa karena kebahagiaan yang semata – mata kamu dapatkan. Janganlah kamu bersedih hati atas apa yang menimpa kamu. Berbahagialah kamu di hadapan duniamu dan menangislah kamu atas dosa – dosamu di hadapan Rabb mu. Menangislah atas dosa – dosamu,, wahai anak – anakku. . .

Yaa bunayya.......
Jiak kalian besar nanti,, janganlah kamu menaruh cinta yang berlebihan pada satu rupa di dunia. Janganlah kamu merasa benci yang berlebihan pada satu rupa di dunia. Simpan dan sembunyikanlah rasa bencimu di hadapan duniamu dan tunjukkanlah rasa cintamu pada Rabb mu. Tunjukkanlah rasa cintamu pada Rabb mu,, wahai anak – anakku. . .

Yaa bunayya...........
Jika kalian besar nanti,, janganlah kamu lupa akan kedua orang tuamu. Janganlah kamu menghina dinakan keduanya,, ataupun menorehkan luka di hati keduanya. Pujilah keduanya di hadapan duniamu dan muliakanlah keduanya di hadapan Rabb mu. Muliakanlah keduanya,, wahai anak – anakku. . .

Yaa bunayya...
Sesungguhnya kalian adaalh sama dengan kami. Lahir,, besar,, dewasa,, tua,, dan mati. Karena sesungguhnya kita sama – sama diciptakan oleh Zat yang sama,, Allahu ‘azza wajallaa. Semoga Allah mempertemukan kita dalam indahnya Istana Firdaus......

By : El ~ Helwa

Friday, June 12, 2009

bismillah..........

MUNAKAHAT

A.FIQIH MUNAKAHAT

Secara bahasa,, munakahat disamakan dengan jima’ atau aqad nikah
Munakahat = Jima’ = Aqad Nikah
Jima’ = hubungan suami istri
Aqad Nikah = Laki – laki yang menikah dengan perempuan

Kedudukan Pernikahan dalam Islam
1. Realisasi tuntunan dan tuntutan agama (memenuhi separuh dien),, dan sunnah Rasulullah SAW bersabda kepada ‘Ukaf bin Wada’ah Al Hilali,
“ Apakah engkau telah beristri wahai ‘Ukaf ? “
“ Belum “
“ Tidakkah engkau mempunyai budak perempuan? “
“ Tidak “
“ Bukankah engkau sehat lagi berkemampuan? “
“ Ya, Alhamdulillah “
“ Kalau begitu engkau termasuk teman setan......,, atau engkau mungkin termasuk golongan kami,, lantaran itu hendaklah engkau berbuat seperti yang menjadi kebiasaan kami,, karena kebiasaaan kami adalah beristri. Orang yang paling durhaka diantara kalian ialah yang membujang,, dan orang mati yang paling hina diantara kalian ialah kematian bujangan. Sungguh celaka kamu wahai ‘Ukaf. Oleh karena itu menikahlah! “ (HR. Ibnu Atsir & Ibnu Hajar)

Selain itu Rasulullah SAW juga bersabda, “ Menikah adalah sunnahku. Barang siapa tdk mengamalkan sunnahku maka ia bukan termasuk golonganku. Menikahlah,, karena aku akan membanggakan jumlah yang banyak di hari akhir nanti (HR. Ibnu Majah dari Aisyah ra). Hadist ini juga memperkuat larangan Islam terhadap pelaksanaan KB untuk membatasi jumlah anak.

2. Penyaluran fitrah ketertarikan
Istilahnya untuk mendapatkan “sertifikat halal” nya hubungan antara laki-laki dan perempuan

3. Jalan untuk menjaga kesucian

4. Sarana untuk mendatangkan ketenangan,, cinta dan kasih sayang
Untuk membentuk keluarga sakinah,, mawahdah,, warohmah
Ar Rum 21  menjelaskan tujuan pernikahan

Hukum – Hukum Pernikahan

Pada dasarnya hukum nikah adalah mubah (boleh),, namun hukum nikah menjadi berubah dalam keadaan – keadaan tertentu
Wajib Bila seseorang telah mampu secara lahir (materi) dan tidakdapat menahan nafsu syahwatnya. Hal ini dikhawatirkan akan membahayakan dirinya dan agamanya bila ia membujang (Al Qurthubi)
Sunnah Bial seseorang telah mampu secara lahir (materi) tetapi masih dapat menahan nafsu syahwatnya
Haram  Apabila tidak ada keduanya (kemampuan materi & syahwat)

B. PERSIAPAN MUNAKAHAT

Islam meletakkan pernikahan sebagai bagian yang utuh dalam agama.

Persiapan – persiapan menuju pernikahan ﴿ﺇﻋﺪﺍﺪﺕﺍﻠﻤﺭﺍﺓﻠﻠﻨﻜﺎﺡ﴾

1. Persiapan moral dan spiritual ﴿ﺍﻠﻤﻌﻨﻮﻱﺍﻠﺨﻠﻘﻲ﴾
 Mantapnya seseorang untuk menikah
 Ia adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian baginya
 Nikahilah wanita yang menghasilkan anak dan pecinta
 Lelaki baik – baik untuk wanita baik – baik,, dan wanita baik – baik untuk lelaki baik – baik (24 : 26)
 Diawal pernikahan  merupakan ajang untuk saling mengenali pasangan
 Mencari pasangan yang soleh  kita harus menjadi soleh lebih dulu
 Meningkatkan moral  dengan meningkatkan ilmu dan amalan agama
 Spiritual  memperbanyak ibadah

2. Persiapan konsepsional ﴿ﺍﻠﻌﻠﻤﻲﺍﻠﻨﻇﺭﻱ﴾
Mempelajari tata cara kehidupan rumah tangga (doa ber jima’,, doa mandi junub,, cara mengatur keuangan rumah tangga,, dll)

3. Persipan Fisik ﴿ﺍﻠﺠﺴﺩﻱ﴾
Mempersiapkan fisik yang sehat dan kuat baik dalam hal gizi maupun lingkungan (istirahat yang cukup,, olahraga,, dll)

4. Materi ﴿ﺍﻠﻤﺎﻞﻱ﴾
Lebih ditujukan kepada kesiapan pihak laki – laki untuk mengelola keuangan keluarga

5. Persiapan Sosial ﴿ﺍﻹﺠﺗﻤﺎﻋﻲ﴾
Siap akan adanya perubahan status sosial di masyarakat

C. PROSESI MUNAKAHAT ﴿ﺧﻄﻮﺍﺖﻋﻤﻠﻴﺔﺍﻠﻧﻜﺎﺡ﴾

1. Memilih calon suami/istri ﴿ﺇﺧﺘﻴﺎﺭﺍﻠﺰﻮﺝ/ﺍﻠﺰﻮﺠﺔ﴾
Calon suami/istri itu dipilih berdasarkan 4 kriteria
Li Maaliha  karena hartanya
Li Hasabiha  karena keturunannya
Li Jamiliha  karena kecantikan/ketampanannya
Li dieniha  karena agamanya
Namun yang lebih utama adalah memilih berdasarkan agamanya agar kita beruntung,, sesuai dengan hadist Nabi SAW
“ Perempuan itu dinikahi karena empat hal : karena hartanya,, keturunannya,, kecantikannya,, atau karena agamanya. Pilihlah berdasarkan agamanya agar engkau beruntung “ (HR. Bukhari & Muslim)
Selain itu Rasulullah SAW juga bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Amr bin Ash,
“ Sesungguhnya dunia dan seluruhnya adalah perhiasan,, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan shalihah “ (HR> Muslim, Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad, dan lainnya)
Rasulullah SAW bersabda,
“ Bila seseorang yang kamu ridhai agama dan akhlaqnya meminang (anak perempuanmu), nikahkanlah dia. Apabila engkau tidak menikahkannya,, niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang luas (HR> Tirmidzi)

Betapa indahnya isah cinta Ummu Sulailm dan Abu Thalhah. Abu Thalhah yang dikenal sebagai seseorang yang cukup kaya dan terpandang datang untuk meminang Ummu Sulaim,, kemudian Ummu Sulaim menjawab, “ Wahai Abu Thalhah,, sungguh tidak pantas untuk menolak pinangan seorang sepertimu. Namun bagaimana mungkin aku menikah dengan seorang kafir sedangkan aku adalah seorang muslim “. Setelah itu maka Abu Thalhah pun masuk Islam dan kemudian menikah dengan Ummu Sulaim (Subhanallah).

2. Meneliti calon ﴿ﺍﻠﻨﻈﺭﺓﺍﻠﺪﻓﻗﺔﻠﻠﻣﺣﻃﻭﺒﺔ﴾
Melihat dengan seksama dan teliti,, agar pihak laki-laki dan perempuan merasa puas dan bisa cepat memutuskan.

3. Kesepadanan ﴿ﻠﻜﻭﻒ﴾
Kesepadanan tidak berarti kita harus menyamakan dalam segala hal. Lihatlah bagaimana indahnya kehidupan perkawinan Zaid bin Haritsah yang berkulit hitam dengan Zainab binti Jahsi yang berkulit putih

4. Pinangan ﴿ﺍﻠﺧﻃﺒﺔ﴾
 Pinangan bagi anak gadis hendaknya melalui walinya  Ayah,, saudara laki-laki,, Paman,, dst
 Pinangan bagi prempuan janda dapat langsung kepada orang yang bersangkutan (si perempuan) atau boleh juga melalui walinya/perantara
Rujuk pada surat Al Baqarah 232 – 234

5. Aqad Nikah
Tuntutan/syarat aqad  adanya kedua mempelai,, wali,, 2 saksi dan mahar
Mahar  merupakan pemberian laki-laki kepada calon istrinya
Hukum mahar : Wajib. Namun mengenai jumlah dan ukurannya tidak ada patokannya

ﻭﺃﺗﻭﺍﻠﻨﺴﺎﺀﺼﻗﺎﺗﻬﻦﻨﺤﻠﺔ
“ Dan berikanlah mahar kepada perempuan – perempuan yang kamu nikahi sebagai pemberian dengan penuh kerelaan “ (An Nisa’ 4)
“Sebaik-baik perempuan adalah yang paling ringan tuntutan maharnya” (Ibnu Hibban dari Ibnu Abbas)

6. Walimah (Pesta pernikahan)
Walimah adalah pesta pernikahan yang disunnahkan,, sebagai pemberitaan kepada khalayak & ungkapan rasa syukur atas terjadinya pernikahan yang prosesnya cukup panjang.
“ Walimah adalah suatu perkara yang haq dan sunnah,, barangsiapa yang diundang untuk menghadiri walimah lalu ia tidak memenuhi undangan itu maka ia telah melakukan perbuatan dosa “ (HR. Thabrani)

Sunday, April 26, 2009

bismillah..........